Ambon, iNewsutama.com — Aksi protes sejumlah organisasi mahasiswa di depan Kantor Gubernur Maluku kembali mencuat, meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku telah menyatakan menerima klarifikasi Wakil Gubernur Maluku, H. Abdullah Vanath, atas pernyataannya yang sempat menimbulkan kontroversi.
Gelombang aksi yang digerakkan oleh elemen HMI, SEMMI, dan KAMMI ini dinilai oleh sebagian kalangan sebagai bentuk ekspresi demokratis. Namun, kritik keras datang dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LSM PELOPOR Maluku. Ketua DPW PELOPOR, Hidayat Wara Wara, menilai aksi tersebut mulai melenceng dari substansi awal dan sarat kepentingan politik.
“MUI sudah menerima penjelasan langsung dari Pak Wagub dan tidak menemukan unsur penistaan. Lalu mengapa isu ini terus digoreng?” ujar Hidayat kepada media.
Klarifikasi Sudah Diberikan, Aksi Dinilai Politis
Menurut Hidayat, Wakil Gubernur telah memberikan klarifikasi langsung kepada MUI secara terbuka, dan lembaga tersebut — yang otoritatif dalam urusan keagamaan — telah menyatakan bahwa pernyataan Vanath tidak mengandung unsur penghinaan terhadap agama.
“Kalau MUI saja sudah puas dengan klarifikasi itu, pantaskah pihak lain terus membakar emosi publik?” tegas Hidayat.
Ia menduga aksi lanjutan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa lebih dipicu oleh kepentingan tertentu yang ingin menjatuhkan citra politik Wakil Gubernur menjelang momentum politik daerah.
Ajak Mahasiswa Fokus pada Gerakan Konstruktif
Menanggapi fenomena ini, Hidayat mengajak para mahasiswa dan aktivis untuk lebih bijak dalam menyikapi isu-isu sensitif, terutama yang menyangkut agama. Ia menilai energi pemuda seharusnya diarahkan untuk kegiatan yang membangun dan memperkuat persatuan, bukan justru memperkeruh suasana.
“Kita harus lebih dewasa. Jangan biarkan semangat muda dipakai untuk kepentingan yang justru memecah belah. Mari arahkan gerakan ke hal-hal yang konstruktif,” tutupnya.
Sementara itu, belum ada tanggapan resmi dari pihak organisasi mahasiswa terkait pernyataan dari LSM PELOPOR tersebut. Namun situasi ini memperlihatkan bahwa perbedaan pandangan dalam masyarakat masih sangat dinamis dan membutuhkan pendekatan dialog yang lebih luas. (Reporter Inewsutama.com)