AMBON,iNewsUtama.com -Pemerintah Kota Ambon terus mengupayakan penanganan sedimentasi sungai dan perbaikan infrastruktur lampu jalan demi mengantisipasi banjir dan menjaga keselamatan warga, terutama menjelang musim hujan.Kamis,(31/07/25)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Ambon, Melianus Latuihamallo, ST, MT, dalam wawancara yang berlangsung di Kantor PU Kota Ambon, menjelaskan bahwa penanganan sungai merupakan kewenangan Balai Sungai, sementara Pemerintah Kota bersinergi melalui pola kerja sama berbagi tugas (sharing).
“Balai Sungai yang melakukan pengerukan sedimen, sementara Pemerintah Kota bertugas mengangkut material sedimen dari sungai,” ujarnya.
Pengerukan saat ini tengah berlangsung di wilayah Batu Merah dan Waitomu, dua lokasi yang dinilai rawan karena tingginya endapan sedimen yang mempersempit aliran sungai. Diketahui, dua unit alat berat dari Balai telah ditempatkan di lokasi-lokasi tersebut untuk mempercepat proses pengerukan.
Namun, Kadis PU juga menyoroti tantangan teknis di lapangan, seperti akses alat berat yang terbatas, dan koordinasi dengan pemilik lahan sekitar, termasuk gedung-gedung yang harus membuka pagar agar alat bisa masuk ke sungai.
“Beberapa lokasi sulit dijangkau karena elevasi dasar sungai lebih rendah dari permukiman warga. Ini membutuhkan strategi khusus,” jelasnya.
Latuihamallo menegaskan bahwa meskipun ada informasi yang menyebutkan hanya 75 truk sedimen yang diangkut, namun angka pastinya belum final karena masih dalam proses.
“Kami tidak ingin masyarakat salah paham. Semua sedimen yang dikeruk akan diangkut bertahap oleh Pemkot,” katanya.
Selain sungai, permasalahan lampu jalan juga menjadi perhatian serius. Banyak lampu jalan yang mati atau tidak berfungsi optimal, bahkan beberapa mengalami kerusakan panel dan pencurian kabel.
“Di kawasan seperti Batu Merah Dalam, Gunung Nona, hingga Talake Kudu, lampu jalan sempat padam total. Panel kontrol di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) turut terdampak,” ungkapnya.
Meski begitu, upaya perbaikan dan pemasangan lampu baru terus dilakukan, terutama di jalur-jalur utama. Program ini sempat terkendala karena anggaran dari pusat diprioritaskan untuk jalur besar, sedangkan lorong-lorong permukiman masih menunggu giliran.
Pemerintah Kota berharap masyarakat dapat memahami bahwa upaya ini bersifat bertahap dan membutuhkan kerja sama semua pihak, terutama dalam menjaga kebersihan sungai dan tidak membangun pagar yang menutup akses ke aliran air.
“Kami sedang mengembalikan alur air ke tengah sungai. Setelah itu, sedimennya akan diangkut agar banjir tidak lagi menjadi momok warga saat musim hujan,” pungkas Kadis PU.
TULISAN BETA---(Reporter-iNewsUtama.com--Ita.U)