SBT.iNewsUtama.com –Ahmad Quadri Amahoru resmi dipercaya sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Namun, bagi masyarakat SBT, nama Amahoru bukanlah sosok baru. Ia telah lama menorehkan jejak pengabdian di tanah “Ita Wotu Nusa”, jauh sebelum daerah ini resmi dimekarkan.
Hampir dua dekade lalu, ketika SBT masih menjadi bagian dari Kabupaten Maluku Tengah, Amahoru sudah meniti karier birokrasi sebagai Camat di Bula, Seram Timur, hingga Werinama. Dari posisi inilah ia bersentuhan langsung dengan masyarakat desa, memahami denyut kehidupan rakyat pesisir maupun pedalaman, serta mengelola dinamika adat dan pemerintahan lokal.
Meski bukan putra daerah secara asal-usul, pengabdian panjangnya menjadikannya bagian dari keluarga besar SBT. Selama 18 tahun bertugas di wilayah ini sebelum dipercaya menduduki jabatan di tingkat provinsi, Amahoru menunjukkan komitmen dan kesetiaannya.
“Pak Amahoru sudah lama bersama masyarakat SBT, bahkan sebelum kabupaten ini resmi berdiri. Jadi meski bukan lahir di sini, beliau sudah menjadi bagian dari keluarga besar SBT. Kami anggap beliau putra daerah karena sejarah pengabdiannya,” ujar seorang tokoh adat di Bula.
Jejak birokrasi Amahoru kemudian berlanjut ke tingkat provinsi, termasuk saat dipercaya menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Maluku. Pengalaman itu memperkaya wawasannya dalam mengelola pemerintahan yang berpihak pada rakyat. Kini, dengan kembali ke SBT sebagai Sekda, ia membawa modal besar berupa pengalaman serta jejaring luas.
Di mata kolega, Amahoru dikenal disiplin, berintegritas, dan terbuka. “Beliau tegas tapi juga mau mendengar. Itu yang membuat orang nyaman bekerja dengannya,” kata seorang pegawai yang pernah berinteraksi langsung.
Pelantikan Amahoru sebagai Sekda SBT pun dipandang sebagai momentum baru. Ia diharapkan mampu memperbaiki pelayanan publik dan mendorong kemajuan daerah. “Sekda adalah jantung pemerintahan. Dengan pengalaman Pak Amahoru, kami yakin ia bisa menjadi motor penggerak SBT,” ungkap seorang pemerhati birokrasi di Ambon.
Bagi Ahmad Quadri Amahoru, jabatan Sekda bukan sekadar posisi strategis, melainkan panggilan untuk melanjutkan pengabdian. Dari camat hingga kini menjabat Sekda, perjalanan panjangnya membuktikan bahwa pengabdian tidak ditentukan oleh asal-usul, melainkan oleh niat tulus dan kerja nyata untuk rakyat.(RUS-IN)