Ambon,iNewsUtama.com – Jembatan penghubung antara Dusun Taeno, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon dengan Negeri Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, ambruk sejak Juni 2025 lalu. Hingga kini, belum ada langkah konkret dari pemerintah untuk membangun kembali jembatan tersebut.
Padahal, jembatan kayu itu merupakan satu-satunya akses terdekat masyarakat Wakal menuju Kota Ambon. Sejak ambruk, warga terpaksa membangun jembatan darurat dengan menggunakan batang kelapa dan kayu secara swadaya.
“Masyarakat membangun jembatan darurat dengan dana swadaya. Ekskavator kami pinjam dari kontraktor yang sedang kerja jalan, tapi bahan bakarnya kami beli untuk menanam tiang,” ungkap anggota Saniri Negeri Wakal, Abdul Kadir Mahu, kepada Media ini, Rabu (27/8).
Menurut Abdul, warga sudah dua bulan lebih mengumpulkan material, dan sejak pekan lalu mulai menanam tiang jembatan sementara dengan menyewa ekskavator. “Fisik jembatannya baru kami kerjakan sekitar satu minggu lalu. Pekerjaan masih sementara berjalan,” jelasnya.
Ia menegaskan, jembatan darurat sangat penting agar akses masyarakat ke Ambon kembali lancar, sembari menunggu pemerintah membangun jembatan permanen atau setidaknya jembatan sementara jenis bailey.
“Kalau tidak ada jembatan, anak-anak kami tidak bisa ke Ambon untuk kuliah, masyarakat juga sulit bekerja. Kalau lewat jalur Hitu, Liang atau Laha, jaraknya jauh,” tegas Abdul.
Hingga kini, kata dia, belum ada informasi maupun komunikasi dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku ataupun Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Maluku terkait rencana pembangunan.
Sebelumnya, pada 21–22 Juni 2025, hujan deras disertai angin kencang menyebabkan jembatan kayu Taeno–Wakal nyaris ambruk akibat pergeseran tanah di pondasi. Sejak itu, jembatan tak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, dan akses transportasi masyarakat terputus total.