Ambon, iNewsutama.com – 11 Juni 2025
Dalam kegiatan “Bacarita Manise RPJMD” yang berlangsung di Hotel Santika Ambon, Wakil Gubernur Maluku, Abdulla Vanath, menyampaikan pesan menyentuh tentang pentingnya perhatian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Pesan tersebut langsung menggugah empati dan kesadaran peserta forum yang hadir dari berbagai unsur masyarakat dan pemerintahan.
“Anak berkebutuhan khusus itu bukan aib. Jangan disembunyikan. Mereka adalah titipan Tuhan yang justru harus lebih kita perjuangkan,” tegas Vanath dalam pidatonya.
SLB dan Masa Depan Anak Berkebutuhan Khusus
Vanath menyoroti bahwa Sekolah Luar Biasa (SLB) yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Maluku mencakup jenjang SD hingga SMA. Namun, menurutnya, biaya pendidikan dan pengasuhan anak berkebutuhan khusus relatif tinggi. Oleh karena itu, pemerintah harus benar-benar hadir dengan kebijakan dan anggaran yang memihak.
Kisah Pribadi Wakil Gubernur
Dalam suasana haru, Vanath membuka kisah pribadinya sebagai ayah dari dua anak berkebutuhan khusus. Ia menjelaskan bagaimana kondisi tersebut membentuk perspektif dan harapannya terhadap masa depan anak-anak.
“Saya pikir, kalau menanam pala, tidak perlu banyak interaksi atau manajemen rumit. Anak-anak saya bisa tetap produktif tanpa tekanan sosial,” ungkapnya, merujuk pada keinginannya menciptakan masa depan mandiri bagi mereka.
Seruan Tegas untuk Pemerintah dan Masyarakat
Vanath menyerukan perlunya alokasi anggaran negara yang adil bagi anak-anak berkebutuhan khusus, setara dengan infrastruktur umum lainnya.
“Kita belanjakan uang negara untuk orang normal, masa kita tidak bisa belanjakan untuk anak-anak yang tidak normal? Itu kewajiban negara!” ujarnya penuh semangat.
Ajakan Mengubah Stigma dan Perspektif Publik
Wakil Gubernur Maluku juga mengajak media, masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk bersama-sama menghapus stigma terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Ia menegaskan bahwa orang tua tidak boleh takut atau malu, tetapi perlu didorong untuk menunjukkan dan memperjuangkan hak anak-anak mereka.
“Kalau mereka minta satu persen saja perhatian, saya miris. Jangan sampai mereka hanya hidup dalam bayang-bayang belas kasihan,” ujarnya lirih namun tegas.
Penutup: Pemerintah Wajib Hadir untuk yang Paling Lemah
Mengakhiri pidatonya, Abdulla Vanath menekankan bahwa kehadiran pemerintah tidak boleh hanya untuk masyarakat yang kuat dan mampu, tetapi lebih-lebih untuk mereka yang paling lemah dan rentan.
“Pemerintah harus hadir! Tidak hanya hadir untuk yang kuat, tapi lebih-lebih untuk mereka yang paling lemah. Anak-anak ini adalah masa depan Maluku juga,” tutupnya disambut haru peserta forum. (ItaU - Reporter Inewsutama.com)