Ambon, iNewsutama.com — Aksi tak biasa terjadi di kawasan Pasar Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Sejumlah pemuda dari Gerakan Sopir Angkot Mahasiswa Merdeka (Gersam) menanam pohon pisang di tengah jalan berlubang yang tak kunjung diperbaiki. Aksi itu bukanlah bentuk penghijauan kota, melainkan sindiran keras bagi Pemerintah Provinsi Maluku yang dinilai abai terhadap kondisi jalan rusak parah.
Koordinator aksi, Irfan Matdoan dan Zainal Uar, menyebut langkah simbolik ini sebagai bentuk kekecewaan mendalam terhadap janji manis yang tak kunjung ditepati. Aksi tanam pisang yang mereka lakukan sontak menyedot perhatian warga, pedagang, hingga pengunjung pasar yang melintas.
“Ini bukan kebun pisang. Ini jalan rusak yang tidak pernah disentuh perbaikan,” teriak Irfan dalam aksinya, Kamis (12/6). “Kami tanam pisang agar pemerintah bisa ‘melihat’ bahwa jalan ini sudah cukup subur untuk ditanami—karena dibiarkan begitu saja.”
Menurut Gersam, lubang-lubang besar yang tergenang saat hujan bukan hanya mengganggu aktivitas ekonomi, tetapi juga membahayakan keselamatan pengendara. Namun yang lebih menyakitkan, kata mereka, adalah sikap diam pemerintah terhadap kondisi ini.
Lebih jauh, Irfan juga menyoroti lambannya realisasi program 100 hari kerja Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan Wakil Gubernur Abdullah Vanatah. “Jangankan membangun, menambal jalan saja belum tuntas. Kami tidak butuh seremoni, kami butuh aksi nyata,” sindirnya tajam.
Meski jalan rusak itu masuk dalam kewenangan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku, Irfan menegaskan bahwa koordinasi dan perhatian tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi.
“Jalan ini dilalui rakyat, bukan pejabat saja. Masa harus tunggu jalan ini jadi kolam sebelum diperbaiki?” katanya dengan nada getir. “Kami tidak butuh alasan birokrasi. Kami butuh solusi konkret.”
Gersam mengultimatum akan kembali menggelar aksi serupa dengan massa lebih besar jika dalam waktu dekat tak ada tindak lanjut dari BPJN maupun Pemprov Maluku.
“Senin kami kembali, mungkin tanam pisang sekalian jagung dan singkong, siapa tahu bisa jadi kebun rakyat. Toh pemerintah juga tidak peduli,” tutup Irfan menyindir.(S*L*P)