Notification

×

Iklan

Iklan

“Mercy Barends Tegaskan: Anggaran Dipangkas, Tapi Semangat Maluku Tak Boleh Kendur”

Minggu, 18 Mei 2025 | Mei 18, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-18T13:58:03Z



Ambon,iNewsutama.com — Suara tegas dan penuh semangat terdengar dari Anggota DPR RI Komisi VII Dapil Maluku, Mercy Chriesty Barends, dalam forum Dialog Publik “Bagaimana Nasib Maluku” yang diinisiasi oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi Maluku, Sabtu (17/5) di Hotel Pacific Ambon.


Di hadapan peserta dari berbagai elemen masyarakat, Mercy mengungkapkan keprihatinannya atas pemangkasan anggaran sebesar Rp1,3 triliun untuk Maluku yang dinilainya mengancam kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).


“Tanpa efisiensi pun, kita sudah setengah mati urus rakyat. Sekarang dengan anggaran dikurangi, program hilang, ekonomi mandek, dan kemiskinan tetap tinggi. Ini krisis nyata bagi daerah seperti Maluku,” tegas Mercy.


Ia menyoroti lambannya perputaran anggaran dan dampaknya terhadap pelayanan publik, daya beli masyarakat, serta ancaman stagnasi ekonomi. Bahkan, ia menyebut Maluku bisa menuju resesi jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa perbaikan tata kelola.


Namun, di tengah krisis itu, Mercy justru melihat peluang untuk berbenah. Ia menyerukan perubahan menyeluruh dalam sistem perencanaan anggaran, yang harus bersifat integratif, bukan sektoral dan jangka pendek.


“Sudah saatnya kita ubah cara pandang. Kalau bicara perikanan, jangan hanya bicara tangkapan. Kelola dari hulu ke hilir, sampai ke produk ekspor. Itu yang akan bangkitkan ekonomi Maluku,” jelasnya dengan penuh visi.


Mercy juga mengungkap fakta bahwa selama lima tahun terakhir, Maluku menerima dana DIPA lebih dari Rp120 triliun. Namun hasilnya belum terasa signifikan di kehidupan rakyat. Ia mempertanyakan efektivitas dan transparansi penggunaan anggaran tersebut.


“Kalau dibagi ke 1,8 juta jiwa, rakyat mestinya sudah makmur. Tapi faktanya tidak demikian. Ini soal tata kelola yang buruk, soal integritas,” tegasnya.


Ia pun menolak menjadikan kegagalan realisasi proyek Lumbung Ikan Nasional (LIN) sebagai alasan stagnasi. Menurutnya, Maluku bisa bergerak mandiri dengan menggandeng sektor swasta dan melibatkan masyarakat secara aktif.


“Jangan tunggu Jakarta terus. Kita bisa mulai dari sini, dari laut kita, dari rakyat kita. Katong bisa!” serunya disambut tepuk tangan hadirin.


Di akhir penyampaiannya, Mercy mengajak seluruh elemen—pemerintah, legislatif, akademisi, dan masyarakat sipil—untuk bersatu menyusun langkah kolektif mengatasi dampak efisiensi anggaran.


“Ini bukan saatnya saling tunjuk. Ini saatnya duduk bersama, kerja bersama. Kalau kita bersatu, Maluku bisa bangkit. Ini bukan soal besar kecilnya anggaran, tapi besar kecilnya kemauan,” pungkasnya penuh harap.


Forum ini memperkuat semangat kolektif bahwa di tengah tantangan besar, Maluku tetap bisa melangkah maju jika seluruh kekuatan rakyat digerakkan dengan integritas dan visi yang berpihak pada kepentingan bersama.(***)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update