Notification

×

Iklan

Iklan

Tumbangnya Jagoan Banteng di Pilkada Maluku 2024

Senin, 02 Desember 2024 | Desember 02, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-02T23:07:48Z




Ambon, iNewsUtama.comPemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Maluku telah usai digelar. Meski hasil resmi masih menunggu penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU), hasil sementara dari penghitungan cepat (quick count) telah mengungkapkan kejutan besar. PDI Perjuangan (PDIP), yang sebelumnya berjaya di Maluku, harus menelan pil pahit dengan kekalahan telak dalam Pilkada kali ini.

Dari tujuh kader PDIP yang bertarung di berbagai kabupaten/kota, hanya satu yang berhasil menang, yakni Benjamin Thomas Noach di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Sementara itu, enam lainnya gagal mengamankan kemenangan, termasuk petahana Safitri Malik Soulisa di Kabupaten Buru Selatan (Bursel).




Di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), pasangan Tina Tetelepta-Andi Munaswir yang diusung PDIP dan PKB kalah tipis dari pasangan Zulkarnain Awat Amir-Mario Lawalata. Di Buru Selatan, Safitri Malik Soulisa yang menggandeng Hempri Beno Lesnussa juga harus menyerahkan kemenangan kepada pasangan La Hamidi-Gerson Elieser Selsily.

Di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), pasangan Samson Attapary-Rasyid Lisaholet hanya mampu berada di posisi ketiga, kalah dari pasangan Asri Arman-Selfianus Kainama. Kekalahan juga dialami Ketua DPC PDIP Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Arobi Kilian, yang gagal untuk kedua kalinya setelah kalah pada Pilkada 2020.

Di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), pasangan Adolof Bormasa-Hendrikus Serin juga tumbang. Hal serupa dialami Baharudin Faravova yang maju sebagai calon Wakil Wali Kota Tual mendampingi Usman Tamnge.

Satu-satunya kemenangan PDIP di Pilkada Maluku diraih oleh Benjamin Thomas Noach, petahana di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), yang berhasil mempertahankan posisinya.


Meski banyak kader kalah, PDIP tetap mencatat kemenangan di beberapa daerah dengan calon yang diusung. Di Kota Ambon, pasangan Bodewin Wattimena-Ely Toisutta berhasil menang. Begitu pula di Maluku Tenggara, pasangan Muhammad Thaher Hanubun-Charlos Viali Rahantoknam berhasil unggul.

Namun, kekalahan kembali dialami di Kabupaten Buru, di mana pasangan Aziz Hentihu-Gadis Umasugi kalah telak. Di Kepulauan Aru, pasangan Temy Oersipuny-Haji Hadi Djumady yang dijagokan PDIP juga tak mampu memenangkan kontestasi.


Pengamat politik dari Universitas Pattimura Ambon, Paulus Koritelu, menjelaskan bahwa kekalahan PDIP ini bisa dimaklumi dalam dinamika politik, tetapi perlu menjadi perhatian khusus. Menurutnya, kekalahan telak PDIP di Maluku disebabkan oleh merosotnya dominasi partai tersebut setelah satu dekade memimpin di bawah Presiden Joko Widodo, yang juga merupakan kader PDIP.

“Dalam sepuluh tahun terakhir, PDIP menguasai perpolitikan nasional maupun daerah. Namun, setelah era itu berakhir dan memasuki Pileg dan Pilpres 2024, muncul konflik internal antara PDIP dan Joko Widodo, yang berdampak besar pada elektabilitas PDIP,” jelas Paulus.

Ia juga menyoroti pengaruh besar Partai Gerindra yang kini menjadi kekuatan dominan secara nasional. “Hegemoni Gerindra mengubah orientasi politik hingga ke daerah. Ketika aliran kekuasaan dipegang pusat oleh Gerindra, opini publik dan jaringan kekuasaan pun mengikutinya,” tambahnya.

Paulus menilai, kekalahan PDIP di Maluku tak lepas dari intervensi pusat. “Siapa yang berkuasa di Maluku sangat tergantung pada kehendak Jakarta. Saat ini, Gerindra menjadi kekuatan utama yang memengaruhi hasil politik di daerah,” katanya.


Hasil Pilkada Serentak 2024 di Maluku menjadi pukulan telak bagi PDIP. Dengan dominasi Gerindra yang semakin kuat, PDIP dihadapkan pada tantangan besar untuk mempertahankan pengaruhnya, baik di Maluku maupun di tingkat nasional. Kekalahan ini menjadi momentum bagi PDIP untuk mengevaluasi strategi dan memperkuat soliditas partainya.(***SLP)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update