Ambon,iNewsUtama.com--– Ketua Gerakan Peduli Nusantara Maluku, Dany Lessy, mengingatkan Panglima TNI agar tetap menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) di Tanah Air, menyusul dugaan kasus penganiayaan yang menewaskan seorang prajurit TNI di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Peristiwa yang diduga terjadi pada Sabtu, (02/08/25). itu, disebut melibatkan sejumlah oknum anggota TNI senior. Korban dilaporkan mengalami penyiksaan dan sempat menjalani perawatan intensif di ruang ICU. Namun, keluarga korban mengaku tidak mendapatkan informasi apapun pada hari pertama korban dirawat.
Dany Lessy, yang juga mantan aktivis HMI, menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan sikap seorang prajurit TNI dan bertentangan dengan prinsip kemanusiaan.
"Jika benar terjadi, Panglima TNI sebagai pimpinan tertinggi harus tegas mengambil sikap. Jangan sampai ada prajurit yang mati sia-sia. Prajurit hanya boleh gugur dalam menjalankan tugas mulia untuk bangsa dan negara, bukan karena tindakan semena-mena," ujarnya.
Ia juga menyoroti informasi yang beredar di masyarakat, bahwa tindakan serupa disebut sering dilakukan dengan dalih senioritas. Menurutnya, hal ini bisa mencederai sumpah prajurit, visi-misi TNI, serta kepercayaan publik terhadap institusi tersebut.
Dany mendesak Panglima TNI untuk menegakkan keadilan dengan memproses para pelaku secara hukum, sekaligus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap oknum-oknum yang terbukti terlibat.
"Hak asasi manusia harus ditegakkan seadil-adilnya. Jangan sampai ada peristiwa memalukan ini terulang kembali di tubuh TNI," tegasnya.
Gerakan Peduli Nusantara Maluku, lanjut Dany, sangat menyayangkan kejadian ini dan berharap Panglima TNI mengambil alih penanganan kasus sesuai tupoksi, tanpa intervensi pihak manapun.
"SAVE TNI harga mati untuk Indonesia," pungkasnya.(RN)
