Notification

×

Iklan

Iklan

“Jaga Damai di Tanah Raja-Raja”: Ketua PHBI Maluku Imbau Warga Tak Terprovokasi Polemik Sopi

Minggu, 27 Juli 2025 | Juli 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-27T13:13:43Z

 



Ambon, iNewsutama.com – 27 Juli 2025
Di tengah memanasnya polemik seputar pernyataan Wakil Gubernur Maluku H. Abdullah Vanath terkait dampak negatif minuman keras tradisional sopi, ajakan damai disuarakan oleh Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Provinsi Maluku, M. Taufik Saimima. Ia meminta seluruh elemen masyarakat Maluku untuk tetap tenang, menjaga persaudaraan, dan tidak terpancing emosi.

“Maluku ini tanah para raja, tanah yang diberkati dengan keberagaman dan kedamaian. Jangan biarkan perbedaan pandangan menjauhkan kita dari jati diri sebagai masyarakat yang santun, berbudaya, dan religius,” tegas Saimima dalam keterangannya di Ambon.


Ajakan Tabayun dan Kedewasaan Sosial

Saimima menegaskan bahwa ucapan tokoh publik seperti Wakil Gubernur perlu dilihat dalam konteks utuh, bukan dipelintir untuk kepentingan politik atau provokasi. Ia mengajak masyarakat mengedepankan tabayun (klarifikasi), bukan prasangka; serta berdialog, bukan menyulut debat kusir.

“Kalau ada yang tidak kita pahami, mari bertanya, bukan mencaci. Kalau ada yang terasa salah, mari luruskan dengan hikmah, bukan dengan amarah,” ujarnya menyejukkan.


Pemimpin Bicara Jujur, Tanggung Jawab Moral

Menurut Ketua PHBI, seorang pemimpin yang berani berbicara jujur soal persoalan sosial, seperti masalah sopi dan dampaknya, justru menunjukkan tanggung jawab moral yang tinggi. Ia menilai keberanian seperti ini patut dihargai dan didiskusikan secara konstruktif, bukan diserang dengan sentimen dan kebencian.


Nada Sejuk dari Masyarakat dan Tokoh Pemuda

Seiring meningkatnya eskalasi opini publik, sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda dari berbagai wilayah di Maluku mulai menyuarakan hal senada. Mereka mengajak untuk menahan diri, memperkuat solidaritas lokal, dan tidak terjebak dalam framing kepentingan sesaat yang dapat memecah belah masyarakat.


“Maluku Bukan Tanah untuk Kebencian”

Sebagai penutup, Saimima mengingatkan kembali makna hidup bersama di tanah Maluku yang dijuluki “Tanah Raja-Raja”. Ia mengajak warga untuk menjaga ruang publik dengan hati yang tulus dan kepala yang dingin.

“Maluku bukan tanah untuk menebar kebencian. Ini rumah bersama. Mari jaga dengan penuh cinta dan kebijaksanaan,” pungkasnya. (Reporter Inewsutama.com)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update