SBT, Maluku, iNewsutama.com – Senin, 7 Juli 2025
Slogan “Gerak Cepat” yang dikumandangkan Bupati Seram Bagian Timur (SBT) Fahri Husni Alkatiri dinilai sekadar jargon tanpa bukti. Seorang perempuan asal Desa Air Nananang, Kecamatan Seritaun Wida Timur, terpaksa ditandu menyeberangi Sungai Madoul—yang tengah meluap—menuju Puskesmas Nama sejauh tujuh kilometer lantaran ketiadaan jembatan penghubung.
Peristiwa memilukan yang terjadi Senin siang itu kembali menegaskan lemahnya infrastruktur dasar di sejumlah desa SBT. Arus banjir yang deras membuat warga harus bertaruh nyawa demi akses layanan kesehatan.
Kritik LSM: “Nafsu Kuda, Tenaga Bebek”
Ketua LSM Forum Bela Negara, Ishak Rumakat, menilai kejadian tersebut sebagai bukti gagalnya kepemimpinan Bupati:
“Bupati berslogan ‘Gerak Cepat’, tapi yang terjadi justru lambat berpikir dan bertindak. Ini bukan sekadar kelalaian, melainkan pengkhianatan terhadap harapan rakyat,” ujarnya tajam.
Ishak menegaskan, kondisi geografis rawan banjir semestinya menjadi prioritas program pembangunan. “Janji besar, kerja kecil. Masyarakat butuh bukti, bukan retorika,” tambahnya.
Serentetan Masalah Infrastruktur
Menurut data LSM, insiden serupa kerap terjadi di sejumlah desa karena akses jalan dan jembatan belum memadai. Forum Bela Negara menilai pemerintah daerah minim inisiatif menangani kebutuhan mendesak, meski insiden warga terisolasi banjir telah berulang selama beberapa tahun terakhir.
Ishak juga menyebut 100 hari kerja Bupati sebagai “kegagalan menyeluruh” dalam penyediaan layanan dasar:
“Jika jembatan sederhana saja gagal diwujudkan, bagaimana dengan perbaikan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi? Negara harus hadir, bukan sekadar hadir di baliho,” katanya.
Sorotan soal Transparansi Anggaran
Selain persoalan infrastruktur, Forum Bela Negara menyoroti lemahnya transparansi perencanaan dan realisasi anggaran pembangunan. LSM itu mendesak Pemkab SBT untuk membuka data prioritas proyek, timeline, serta pagu dana agar publik dapat mengawasi efektivitas belanja daerah.
“Jangan biarkan slogan ‘Gerak Cepat’ menjadi kedok menutupi kegagalan struktural. Rakyat butuh kepastian, bukan sekadar seremonial,” tegas Ishak.
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa di Sungai Madoul dan kritik keras yang dialamatkan LSM Forum Bela Negara. (Reporter Inewsutama.com)