Ambon, iNewsUtama.com – Rabu, 18 Juni 2025
Tepuk tangan meriah menggema di lantai 4 Hotel Grand Avira, Ambon, saat Penjabat Sekretaris Kota Ambon, Robert Sapulette, ST., MT., secara simbolis membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) “Guardian Naskah Kuno 2025”.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam penyimpanan, perawatan, pelestarian, dan pendaftaran naskah kuno yang selama ini tercecer di berbagai wilayah Maluku.
“Naskah kuno bukan sekadar lembaran kertas—mereka adalah flashdisk leluhur kita, sarat nilai kearifan lokal, sejarah, dan ilmu pengetahuan,” ujar Sapulette dalam sambutannya, mewakili Wali Kota Ambon.
Ancaman Diam-diam: Manuskrip Maluku Terabaikan
Puluhan hingga ratusan manuskrip kuno yang tersebar di rumah-rumah penduduk, dari mushaf Al-Qur’an tua hingga kitab fikih lokal, kini menghadapi ancaman serius. Banyak di antaranya rusak akibat lembap, serangan serangga, hingga bencana alam.
Minimnya inventarisasi menyebabkan informasi berharga dari abad ke-14, termasuk kisah-kisah pemukim awal dan doa-doa khas Maluku, berpotensi hilang selamanya jika tidak segera didigitalisasi dan direstorasi.
UU No. 43 Tahun 2007: Naskah Kuno adalah Cagar Budaya
Merujuk pada Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, setiap naskah yang telah berusia 50 tahun dikategorikan sebagai cagar budaya. Dengan demikian, wajib hukumnya untuk didaftarkan dan dilestarikan oleh negara dan masyarakat.
Rincian Kegiatan
Fakta Kegiatan | Keterangan |
---|---|
Tema | Guardian Naskah Kuno 2025 |
Lokasi | Hotel Grand Avira, Ambon |
Tanggal | Rabu, 18 Juni 2025 |
Peserta | Pemerhati budaya, pegiat literasi, pengelola masjid dan gereja, mahasiswa sejarah |
Tujuan | Inventarisasi, Registrasi, dan Digitalisasi naskah kuno |
Komitmen Pelestarian: Dari Ancaman Menuju Kebangkitan
Dengan lantang mengucap “Bismillahirrahmanirrahim”, Bimtek Guardian Naskah Kuno 2025 resmi dimulai. Harapannya, kegiatan ini menjadi titik balik dalam menyelamatkan warisan literasi dan budaya lokal dari ancaman kepunahan.
Sebagaimana pepatah Maluku mengingatkan,
“Ale rasa, beta rasa. Manuskrip selamat, identitas terjaga.”
(ItaU – Reporter Inewsutama.com)