Notification

×

Iklan

Iklan

Gereja Menara Iman: Sinode GPM dan Masyarakat Adat Passo Berkomitmen Melalui Dialog

Senin, 03 Februari 2025 | Februari 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-03T20:32:47Z


AMBON,iNEWS UTAMA.COM- – Ketegangan antara masyarakat adat Negeri Passo dan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) terkait rencana eksekusi Gereja Menara Iman semakin berkembang. Senin (3/2), masyarakat adat menggelar aksi unjuk rasa menentang rencana eksekusi gereja yang mereka anggap sebagai aset milik mereka.

Menanggapi situasi tersebut, Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM, Pendeta Elifas T. Maspaitella, menyampaikan bahwa GPM menghormati aspirasi masyarakat adat yang disampaikan melalui aksi tersebut. Kendati demikian, Pendeta Elifas menegaskan bahwa eksekusi ini merupakan bagian dari putusan hukum yang telah dikeluarkan oleh Mahkamah Agung, yang mengukuhkan kepemilikan gereja tersebut.

"Gereja bukan hanya sekadar bangunan, tetapi simbol persaudaraan dalam iman," ujar Pendeta Elifas. Ia mengajak seluruh pihak, terutama jemaat GPM di Passo, untuk bersatu kembali dalam semangat kebersamaan demi membangun pelayanan gereja yang lebih baik.

Pendeta Elifas juga menegaskan bahwa eksekusi yang dimaksud bukan berupa perobohan bangunan gereja, tetapi lebih kepada penegasan kepemilikan gedung sesuai dengan keputusan hukum yang berlaku. Eksekusi tersebut dijadwalkan pada 5 Februari 2025, dan GPM berharap dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan dialog yang konstruktif.

Di sisi lain, masyarakat adat Negeri Passo tetap bersikukuh bahwa Gereja Menara Iman merupakan milik mereka dan bukan milik GPM. Mereka bahkan mengancam akan menarik kembali aset-aset GPM yang berada di atas tanah adat jika eksekusi tetap dilaksanakan.

Dalam upayanya untuk meredam ketegangan, Pendeta Elifas menyampaikan harapan agar dialog antara pihak gereja dan masyarakat adat terus terjalin guna menemukan solusi terbaik. “Saya mengajak seluruh jemaat GPM di Passo yang selama ini tidak bergabung, untuk kembali menjadi bagian dari gereja ini. Dengan begitu, kita dapat merayakan ibadah bersama di gereja yang telah menjadi simbol iman bagi warga Passo,” ujarnya.

Upaya mediasi antara kedua pihak ini diharapkan dapat menghasilkan solusi damai dan menghindari ketegangan lebih lanjut. Dengan demikian, pelayanan gereja dan persaudaraan di Negeri Passo dapat terus terjaga dalam semangat harmoni.(OLM)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update